Magelang (27/08), Kerjasama pembangunan air minum dan sanitasi di
Kabupaten Magelang yang dilaksanakan oleh Bappeda dan Litbangda dengan USAID IUWASH
PLUS sudah memasuki tahun ketiga di tahun 2019. USAID IUWASH PLUS melakukan
pendampingan terhadap empat desa hotspot
yaitu Desa Mertoyudan dan Desa Banyurojo Kecamatan Mertoyudan serta Desa
Tamanagung dan Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan.
Masyarakat di empat lokasi desa
hotspot mendapatkan pembelajaran dan pendampingan secara intensif untuk
menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dalam upaya mewujudkan 100% akses air
minum dan 100% akses sanitasi. Selanjutnya RKM tersebut dilakukan monitoring
dan evaluasi berkesinambungan secara partisipatif oleh Tim Monev yang dibentuk
di setiap desa.
Pada kesempatan ini, USAID
menggandeng Bappeda dan Libangda untuk menyelenggarakan Workshop Analisa dan
Evaluasi Data Hasil Monitoring Partisipatif yang selanjutnya akan membahani laporan untuk disampaikan kepada Bupati atau yang mewakili dalam pertemuan para
pemangku kepentingan yang rencananya akan digelar pada bulan September mendatang.
Pertanyaan yang menarik
disampaikan oleh Bapak Giono dari Desa Pucungrejo yang sedikit menyangsikan ketercapaian
100% akses sanitasi di Kabupaten Magelang apabila dikaitkan dengan ketersediaan
anggaran. “Masyarakat seringkali membangun rumah dengan dana terbatas sehingga
jamban dibangun secara sederhana, apakah data akses sanitasi 86% itu valid dan
apakah sudah diperhitungkan anggaran untuk mewujudkan 100% akses sanitasi
layak?”
Pertanyaan yang menggelitik dari
Bapak Giono tersebut sebenarnya merupakan refleksi kondisi di tingkat masyarakat
dan sarana introspeksi bersama karena sejatinya tanggungjawab pembangunan air
minum dan sanitasi di Kabupaten Magelang bukan hanya milik Pemerintah tapi juga
perlu dukungan masyarakat dan lembaga-lembaga di luar pemerintah.
Created At : 2019-08-27 00:00:00 Oleh : Dhanik Artikel Dibaca : 427