I.
PENDAHULUAN
Desa wisata dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah pedesaan yang
memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter
fisik lingkungan alam pedesaan dan kehidupan sosial budaya masyarakat, yang
dikelola dan dikemas secara menarik dan alami dengan pengembangan fasilitas
pendukung wisatanya. Selanjutnya desa wisata adalah suatu bentuk integrasi
antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu
struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku.
Pengembangan desa
wisata merupakan bagian dari penyelenggaraan pariwisata yang terkait langsung
dengan jasa pelayanan serta membutuhkan kerjasama dengan berbagai komponen
penyelenggara pariwisata yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pada level
birokrasi, pemerintah daerah seharusnya menindaklanjuti dengan adanya kejelasan
regulasi terkait dengan pengembangan desa wisata dan usulan penetapan forum
komunikasi desa wisata sebagai wadah koordinasi dan menjembatani hubungan
antara masyarakat, lembaga desa wisata, perguruan tinggi, dan dunia usaha. Pada
level Dunia Usaha/Swasta, keterlibatan masyarakat khususnya generasi muda dalam
kegiatan yang bersifat teknis, seperti menjadi instruktur atau pemandu wisata perlu
mendapat perhatian yang serius. Investor sebaiknya tidak hanya bergerak sebatas
menanamkan modal dalam pengembangan infrastruktur pariwisata tapi perlu
bekerjasama dengan masyarakat dalam rangka penguatan modal usaha mereka guna
mendukung kegiatan investasi pariwisata. Pada level masyarakat, partisipasi
aktif merupakan elemen penting dalam perumusan rencana pembangunan agar mampu
meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab
terhadap hasil pembangunan pariwisata berbasis masyarakat.
Balesari adalah salah satu desa yang menarik untuk dikaji potensinya sebagai salah satu destinasi wisata. Desa Balesari termasuk salah satu desa di Kecamatan Windusari yang mempunyai luas 387 ha atau sekitar 3,34 persen dari luas Kecamatan Windusari. Berdasarkan data administrasi desa, jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi berjumlah 2.788 jiwa. Sebanyak 1.421 jiwa berjenis kelamin laki-laki, dan 1.367 jiwa berjenis kelamin perempuan. Jika dilihat dari jumlah penduduk tersebut, penentuan potensi perdesaan di Desa Balesari yang meliputi identifikasi mengenai wilayah, potensi ekonomi, mobilitas penduduk, sarana dan prasarana yang mendukung pariwisata, menjadi sangat penting dilakukan untuk menentukan kebijakan dan strategi pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat setempat.
Potensi yang dimiliki oleh Desa Balesari Kecamatan
Windusari, Kabupaten Magelang berupa bambu, hasil pertanian seperti kelapa dan ubi
kayu serta tinggi tempat 158 m/dpl dengan
suhu udara 23 derajad celcius sangat dimungkinkan untuk mengembangkan desa
Balesari menjadi desa wisata. Permasalahannya adalah masyarakat belum mampu
mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang ada untuk dimanfaatkan sebagai
potensi wisata di kawasan ini dan masih rendahnya dukungan pemerintah desa. Rendahnya
partisipasi dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam satu
diantaranya disebabkan oleh tingginya prosentase penduduk yang berpendidikan
tamat Sekolah Dasar yaitu sebesar 45%. Selain itu juga belum adanya penyediaan sarana
dan prasarana yang dimiliki masyarakat lokal untuk mendorong peran serta
masyarakat dan menjamin adanya keberlangsungan pembangunan desa untuk menjadi
desa wisata.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah suatu aktivitas yang
dilakukan oleh wisatawan ke suatu tempat tujuan wisata di luar keseharian dan
lingkungan tempat tinggal untuk melakukan persinggahan sementara waktu dari
tempat tinggalnya didasarkan atas kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan, dan
menikmati berbagai hiburan yang dapat melepaskan lelah dan menghasilkan suatu travel
experience dan hospitality service . Komponen-komponen pariwisata
akan saling terkait dalam mendukung pengembangan suatu kawasan. Komponen
pariwisata dibagi atas dua faktor, yaitu komponen penawaran (supply) mencakup
segala sesuatu yang ditawarkan kepada wisatawan meliputi atraki wisata,
akomodasi, transportasi, infrastruktur, fasilitas pendukung dari pariwisata dan
komponen permintaan (demand) dari pariwisata yaitu pengunjung dan
masyarakat.
B. Konsep Desa
Wisata
Desa wisata adalah suatu wilayah
pedesaan yang menawarkan keaslian baik dari segi sosial budaya, adat– istiadat,
keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa yang disajikan dalam
suatu suatu bentuk integrasi komponen pariwisata antara lain seperti atraksi,
akomodasi dan fasilitas pendukung. Penggerak desa wisata adalah rakyat
yang mandiri dan berdikari tanpa investor. Rakyat harus berani tampil terdepan
dan menghilangkan belenggu minder (rendah diri), malas, terbelakang dan berjiwa
pelayan (budak).
Tabel 1 : Kajian Teori Desa Wisata
No |
Sumber Teori |
Komponen Desa Wisata |
1 |
Gumelar (2010) |
1.
Keunikan, keaslian, sifat khas 2.
Letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar
biasa 3.
Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya
yang secara hakiki menarik minat pengunjung 4.
Memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi
pasarana dasar maupun sarana lainnya |
2 |
Putra (2006) |
1.
Memiliki potensi pariwisata, seni dan budaya khas
daerah setempat 2.
Lokasi desa masuk dalam lingkup daerah pengembangan
pariwisata atau setidaknya berada dalam koridor dan rute paket perjalanan
wisata yang sudah dijual 3.
Diutamakan telah tersedia tenaga pengelola, pelatih
dan pelaku-pelaku pariwisata, seni dan budaya 4.
Aksesibilitas dan infrastruktur mendukung program
desa wisata 5.
Terjaminnya keamanan, ketertiban dan kebersihan |
3 |
Prasiasa (2011) |
1.
Partisipasi masyarakat 2.
Sistim norma setempat 3.
Sistim dat setempat 4.
Budaya setempat |
Desa Wisata tergantung dari kekhasan dan potensi yang
dimiliki oleh desa dapat dibedakan menjadi wisata kultural, wisata desa, wisata
alam, wisata matahari dan pantai dan wisata kesehatan. Namun jenis wisata ini
masih terus berkembang sesuai dengan adanya ketertarikan masyarakat luas dan
kreativitas masyarakat setempat dalam menjual potensi desanya. Sejalan dengan upaya
untuk mengembangkan sebuah desa menjadi desa wisata maka hal yang dapat
dilakukan adalah :
Tabel 2 : Pengembangan Desa Wisata
No |
Sumber teori |
Pengembangan Desa Wisata |
1 |
Gumelar
(2010) |
1.
Memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat
setempat 2.
Menguntungkan masyarakat setempat 3.
Berskala kecil 4.
Melibatkan masyarakat setempat 5.
Menerapkan pengembangan produk wisata pedesaan |
2 |
Putra(2006) |
1.
Pariwisata terintegrasi dengan masyarakat 2.
Menawarkan berbagai atraksi khas 3.
Akomodasi berciri khas desa setempat |
III.
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dilakukan pada obyek yang alamiah di mana kehadiran peneliti tidak mempengaruhi
dinamika pada obyek tersebut, tetapi dengan menganalisis, memotret dan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Pengumpulan
data dilakukan melalui survei primer dan sekunder, tinjauan media dan studi
literatur. Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling untuk mendapatkan responden berkompeten. Teknik analisa yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran antara lain dengan menggunakan metode
analisa deskriptif kualitatif, dan analisis triangulasi
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Desa Balesari
Desa Balesari adalah salah satu
desa dari 20 desa di wilayah Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Asal mula
penamaan Balesari karena masyarakat secara bersama-sama selalu menyelesaikan
setiap permasalahan di Balai Petemuan maka disebutlah desa ini dengan nama Desa
Balesari. Analisa yang dilakukan mengenai karakteristik Desa Balesari dibedakan
kedalam dua aspek, aspek sosial dan aspek fisik. Untuk karakteristik aspek
sosial terdiri dari kegiatan sehari-hari masyarakat dan sistem adat yang masih
berlaku. Untuk karakteristik aspek fisik terdiri dari sarana dan prasarana yang
tersedia d desa Balesari.
Berkaitan dengan aspek sosial
mencakup menunjukkan kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Balesari sesuai
dengan kondisi kawasan yang sebagian besar penggunaan lahannya di manfaatkan
untuk pertanian. Masyarakat desa sebagian besar memilih bertani sebagai mata pencahariannya.
Untuk sistem adat istiadat masyarakat yang berpedoman pada bapa’ babu guru rato yaitu
menjadikan pemuka agama dan orang tua sebagai teladan dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan karakteristik aspek fisik meliputi bentangan kawasan
persewahan yang luas dan terletak di daerah perbukitan sehingga memiliki
pemandangan yang indah dan sarana dan prasarana yang perlu mendapatkan
perhatian agar perkembangan desa dapat mengikuti perkembangan desa-desa yang
berada di sekitarnya.
B.
Potensi Desa Balesari
Potensi desa Balesari akan dikaji
dari dimensi Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang meliputi dimensi pelayanan
dasar, kondisi infrastruktur, aksesibilitas/transportasi, pelayanan publik dan
penyelenggaraan pemerintahan. Hasil penelitian menunjukkan kondisi sebagai
berikut:
1.
Pelayanan dasar :
a.
Pelayanan pendidikan : hanya
tersedia Taman Kanak-kanak, Madrasah
Ibtidaiyah.
b.
Pelayanan kesehatan : tersedia
poliklinik desa dengan tenaga bidan, puskesmas di kecamatan Windusari. Askes
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mudah dijangkau.
2.
Kondisi infrastruktur:
a.
Infrastruktur ekonomi : tersedia
pasar, rumah makan, toko tetapi belum tersedia bank dan penginapan atau hotel.
b.
Infrastruktur energi: listrik sudah
dapat digunakan oleh seluruh masyarakat, bahan bakar yang digunakan gas dan
kayu bakar.
c.
Infrastruktur kesehatan dan
sanitasi: sumber air adalah mata air dan sudah menggunakan MCK di masing-masing
rumah.
d.
Infrastruktur komunikasi dan
informasi: masyarakat sudah menggunakan Handphone dan belum tersedia pelayanan
pos.
3.
Aksesibilitas / transportasi : sudah
baik dan masyarakat mudah untuk melakukan mobilitas orang dan barang.
4.
Pelayanan Publik : aspek kesehatan
tidak ditemukan gizi buruk maupun keadaan luar biasa terhadap sebuah penyakit.
Aspek fasilitas olah raga masih dibutuhkan pembangunan fasilitas olahraga bagi
masyarakat.
5.
Penyelenggaraan pemerintahan:
aparatur pemerintah desa sudah mengisi semua jabatan yang tercantum dalam
struktur organisasi namun perlu adanya peningkatan kualitas SDM.
Kajian dari
Indeks Kemiskinan Multidimensi dari aspek pendidikan, kesehatan, dan standar
kualitas hidup menunjukkan hasil yang cukup memadai untuk hidup layak.
Potensi desa Balesari dalam menunjang
pembangunan desa wisata adalah :
1. Potensi
wana wisata bekerjasama dengan perum perhutani,
2.
Desa Balesari juga bisa
memanfaatkan tempat wisata di sekitarnya seperti Curug Lawang Kori dan air
terjun di Windusari serta Candi Selogriyo juga pemandangan sunrise di
Giyanti serta Gunung Payung Wonoroto. Lokasi yang berdekatan dengan Desa
Balesari ini bisa menjadi peluang bagi Desa Balesari agar wisatawan mau singgah
ke Desa Balesari,
3.
Kerajinan anyaman
bambu, komoditas buah (duren dan salak pondoh) serta olahan panganan dan
camilan khas Desa Balesari lainnya seperti cumi-cumi, sale pisang, jamur juga
rempeyek kacang.
4.
Memanfaatkan kearifan
lokal untuk menarik wisatawan sebagai contoh, kegiatan panen salak di Desa
Balesari yang diawali dengan menggunakan upacara adat. Hal ini akan menjadi
suatu potensi wisata apabila dilakukan secara komunal atau bersama-sama dan
diagendakan secara rutin.
C.
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Strategi
pengembangan desa wisata Balesari berbasis kearifan lokal perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a.
Menghindari adanya
konflik kepentingan di antara desa-desa wisata yang berdekatan (misalnya di
Curug Lawang Kori dan air terjun Windusari serta Candi Selogriyo).
b.
Pemetaan potensi
unggulan desa wisata Balesari secara berkelanjutan serta menjaga kelestarian
alam Desa Balesari.
c.
Pemberdayaan masyarakat
Desa Balesari sendiri sebagai bagian dari potensi
desa
wisata tersebut.
Upaya
mewujudkan Desa Balesari menjadi desa wisata membutuhkan dukungan dari
pemerintah daerah maupun pemerintah desa. Berkaitan dengan hal tersebut maka
pemerintah diharapkan memberikan fasilitas :
a.
Kebijakan pemerintah
dalam mengontrol pengembangan kawasan desa wisata di Desa Balesari
b.
Meningkatkan SDM
masyarakat dan aparatur pemerintah desa dengan memberikan pelatihan dalam
bidang kepariwisataan.
c.
Bekerjasama dengan invetor
untuk membangun tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat wisata tanpa
merubah nilai, budaya dan norma masyarakat setempat.
d.
Memfasilitasi media
promosi sebagai pengenal kawasan desa wisata.
V.
PENUTUP
Desa
Balesari merupakan desa yang berudara sejuk dan memiliki potensi pariwisata
yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Potensi wisata seperti hasil
pertanian dan kerajinan bambu yang didukung oleh komitmen yang tinggi dari
pemerintah desa dan masyarakat maka akan dapat diwujudkan desa Balesari sebagai
desa wisata. Namun kesiapan SDM masyarakat masih perlu ditingkatkan dan
perlunya dibentuk lembaga/organisasi masyarkat pendukung pariwisata seperti
kelompok sadar wisata.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi,
Sutrisno. 1985. Metodologi Research Untuk Paper, Skripsi, Thesis dan
Disertasi,
Jilid I Cetakan Ke XVII, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi,
Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Iryanto.
2006. Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota Melalui Pendekatan
Wilayah dan Kerjasama Antar Daerah, Jurnal
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Wahana Hijau, Volume 1, Nomor 3, April
2006.
Prasiasa,
Putu Oka (2012). Destinasi pariwisata, berbasis masyarakat, Jakarta :
Salemba Empat
Created At : 2017-12-29 00:00:00 Oleh : Sri Mulyani Berita Terkini Dibaca : 1786