STRATEGI DALAM MENDORONG PERWUJUDAN DESA WISATA DI DESA BALESARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG


Created At : 2017-12-29 00:00:00 Oleh : Sri Mulyani Berita Terkini Dibaca : 1786

I.         PENDAHULUAN

Desa wisata dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah pedesaan yang memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan alam pedesaan dan kehidupan sosial budaya masyarakat, yang dikelola dan dikemas secara menarik dan alami dengan pengembangan fasilitas pendukung wisatanya. Selanjutnya desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Pengembangan desa wisata merupakan bagian dari penyelenggaraan pariwisata yang terkait langsung dengan jasa pelayanan serta membutuhkan kerjasama dengan berbagai komponen penyelenggara pariwisata yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pada level birokrasi, pemerintah daerah seharusnya menindaklanjuti dengan adanya kejelasan regulasi terkait dengan pengembangan desa wisata dan usulan penetapan forum komunikasi desa wisata sebagai wadah koordinasi dan menjembatani hubungan antara masyarakat, lembaga desa wisata, perguruan tinggi, dan dunia usaha. Pada level Dunia Usaha/Swasta, keterlibatan masyarakat khususnya generasi muda dalam kegiatan yang bersifat teknis, seperti menjadi instruktur atau pemandu wisata perlu mendapat perhatian yang serius. Investor sebaiknya tidak hanya bergerak sebatas menanamkan modal dalam pengembangan infrastruktur pariwisata tapi perlu bekerjasama dengan masyarakat dalam rangka penguatan modal usaha mereka guna mendukung kegiatan investasi pariwisata. Pada level masyarakat, partisipasi aktif merupakan elemen penting dalam perumusan rencana pembangunan agar mampu meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan pariwisata berbasis masyarakat.

Balesari adalah salah satu desa yang menarik untuk dikaji potensinya sebagai salah satu destinasi wisata. Desa Balesari termasuk salah satu desa di Kecamatan Windusari yang mempunyai luas 387 ha atau sekitar 3,34 persen dari luas Kecamatan Windusari. Berdasarkan data administrasi desa, jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi berjumlah 2.788 jiwa. Sebanyak 1.421 jiwa berjenis kelamin laki-laki, dan 1.367 jiwa berjenis kelamin perempuan. Jika dilihat dari jumlah penduduk tersebut, penentuan potensi perdesaan di Desa Balesari yang meliputi identifikasi mengenai wilayah, potensi ekonomi, mobilitas penduduk, sarana dan prasarana yang mendukung pariwisata, menjadi sangat penting dilakukan untuk menentukan kebijakan dan strategi pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat setempat.

 Potensi yang dimiliki oleh Desa Balesari Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang berupa bambu, hasil pertanian seperti kelapa dan ubi kayu serta tinggi tempat 158 m/dpl  dengan suhu udara 23 derajad celcius sangat dimungkinkan untuk mengembangkan desa Balesari menjadi desa wisata. Permasalahannya adalah masyarakat belum mampu mengoptimalkan potensi sumber daya alam yang ada untuk dimanfaatkan sebagai potensi wisata di kawasan ini dan masih rendahnya dukungan pemerintah desa. Rendahnya partisipasi dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam satu diantaranya disebabkan oleh tingginya prosentase penduduk yang berpendidikan tamat Sekolah Dasar yaitu sebesar 45%. Selain itu juga belum adanya penyediaan sarana dan prasarana yang dimiliki masyarakat lokal untuk mendorong peran serta masyarakat dan menjamin adanya keberlangsungan pembangunan desa untuk menjadi desa wisata.

II.      TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pariwisata 

Pariwisata adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan ke suatu tempat tujuan wisata di luar keseharian dan lingkungan tempat tinggal untuk melakukan persinggahan sementara waktu dari tempat tinggalnya didasarkan atas kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan, dan menikmati berbagai hiburan yang dapat melepaskan lelah dan menghasilkan suatu travel experience dan hospitality service . Komponen-komponen pariwisata akan saling terkait dalam mendukung pengembangan suatu kawasan. Komponen pariwisata dibagi atas dua faktor, yaitu komponen penawaran (supply) mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada wisatawan meliputi atraki wisata, akomodasi, transportasi, infrastruktur, fasilitas pendukung dari pariwisata dan komponen permintaan (demand) dari pariwisata yaitu pengunjung dan masyarakat.

 

B. Konsep Desa Wisata

Desa wisata adalah suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keaslian baik dari segi sosial budaya, adat– istiadat, keseharian, arsitektur tradisional, struktur tata ruang desa yang disajikan dalam suatu suatu bentuk integrasi komponen pariwisata antara lain seperti atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung. Penggerak desa wisata adalah rakyat yang mandiri dan berdikari tanpa investor. Rakyat harus berani tampil terdepan dan menghilangkan belenggu minder (rendah diri), malas, terbelakang dan berjiwa pelayan (budak).

Tabel 1 : Kajian Teori Desa Wisata

No

Sumber Teori

Komponen Desa Wisata

1

Gumelar (2010)

1.     Keunikan, keaslian, sifat khas

2.     Letaknya berdekatan dengan daerah alam yang luar biasa

3.     Berkaitan dengan kelompok atau masyarakat berbudaya yang secara hakiki menarik minat pengunjung

4.     Memiliki peluang untuk berkembang baik dari sisi pasarana dasar maupun sarana lainnya

2

Putra (2006)

1.     Memiliki potensi pariwisata, seni dan budaya khas daerah setempat

2.     Lokasi desa masuk dalam lingkup daerah pengembangan pariwisata atau setidaknya berada dalam koridor dan rute paket perjalanan wisata yang sudah dijual

3.     Diutamakan telah tersedia tenaga pengelola, pelatih dan pelaku-pelaku pariwisata, seni dan budaya

4.     Aksesibilitas dan infrastruktur mendukung program desa wisata

5.     Terjaminnya keamanan, ketertiban dan kebersihan

3

Prasiasa (2011)

1.     Partisipasi masyarakat

2.     Sistim norma setempat

3.     Sistim dat setempat

4.     Budaya setempat

           

Desa Wisata tergantung dari kekhasan dan potensi yang dimiliki oleh desa dapat dibedakan menjadi wisata kultural, wisata desa, wisata alam, wisata matahari dan pantai dan wisata kesehatan. Namun jenis wisata ini masih terus berkembang sesuai dengan adanya ketertarikan masyarakat luas dan kreativitas masyarakat setempat dalam menjual potensi desanya. Sejalan dengan upaya untuk mengembangkan sebuah desa menjadi desa wisata maka hal yang dapat dilakukan adalah :

Tabel 2 : Pengembangan Desa Wisata

No

Sumber teori

Pengembangan Desa Wisata

1

Gumelar (2010)

1.     Memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat setempat

2.     Menguntungkan masyarakat setempat

3.     Berskala kecil

4.     Melibatkan masyarakat setempat

5.     Menerapkan pengembangan produk wisata pedesaan

2

Putra(2006)

1.     Pariwisata terintegrasi dengan masyarakat

2.     Menawarkan berbagai atraksi khas

3.     Akomodasi berciri khas desa setempat

 

III.   METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada obyek yang alamiah di mana kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut, tetapi dengan menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Pengumpulan data dilakukan melalui survei primer dan sekunder, tinjauan media dan studi literatur. Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling untuk mendapatkan responden berkompeten. Teknik analisa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran antara lain dengan menggunakan metode analisa deskriptif kualitatif, dan analisis triangulasi

IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Desa Balesari

Desa Balesari adalah salah satu desa dari 20 desa di wilayah Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Asal mula penamaan Balesari karena masyarakat secara bersama-sama selalu menyelesaikan setiap permasalahan di Balai Petemuan maka disebutlah desa ini dengan nama Desa Balesari. Analisa yang dilakukan mengenai karakteristik Desa Balesari dibedakan kedalam dua aspek, aspek sosial dan aspek fisik. Untuk karakteristik aspek sosial terdiri dari kegiatan sehari-hari masyarakat dan sistem adat yang masih berlaku. Untuk karakteristik aspek fisik terdiri dari sarana dan prasarana yang tersedia d desa Balesari.

Berkaitan dengan aspek sosial mencakup menunjukkan kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Balesari sesuai dengan kondisi kawasan yang sebagian besar penggunaan lahannya di manfaatkan untuk pertanian. Masyarakat desa sebagian besar memilih bertani sebagai mata pencahariannya. Untuk sistem adat istiadat masyarakat yang berpedoman pada bapa’ babu guru rato yaitu menjadikan pemuka agama dan orang tua sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan karakteristik aspek fisik meliputi bentangan kawasan persewahan yang luas dan terletak di daerah perbukitan sehingga memiliki pemandangan yang indah dan sarana dan prasarana yang perlu mendapatkan perhatian agar perkembangan desa dapat mengikuti perkembangan desa-desa yang berada di sekitarnya.

B.      Potensi Desa Balesari

Potensi desa Balesari akan dikaji dari dimensi Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang meliputi dimensi pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, aksesibilitas/transportasi, pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan. Hasil penelitian menunjukkan kondisi sebagai berikut:

1.      Pelayanan dasar :

a.       Pelayanan pendidikan : hanya tersedia Taman Kanak-kanak, Madrasah  Ibtidaiyah.

b.      Pelayanan kesehatan : tersedia poliklinik desa dengan tenaga bidan, puskesmas di kecamatan Windusari. Askes untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mudah dijangkau.

2.      Kondisi infrastruktur:

a.       Infrastruktur ekonomi : tersedia pasar, rumah makan, toko tetapi belum tersedia bank dan penginapan atau hotel.

b.      Infrastruktur energi: listrik sudah dapat digunakan oleh seluruh masyarakat, bahan bakar yang digunakan gas dan kayu bakar.

c.       Infrastruktur kesehatan dan sanitasi: sumber air adalah mata air dan sudah menggunakan MCK di masing-masing rumah.

d.      Infrastruktur komunikasi dan informasi: masyarakat sudah menggunakan Handphone dan belum tersedia pelayanan pos.

3.      Aksesibilitas / transportasi : sudah baik dan masyarakat mudah untuk melakukan mobilitas orang dan barang.

4.      Pelayanan Publik : aspek kesehatan tidak ditemukan gizi buruk maupun keadaan luar biasa terhadap sebuah penyakit. Aspek fasilitas olah raga masih dibutuhkan pembangunan fasilitas olahraga bagi masyarakat.

5.      Penyelenggaraan pemerintahan: aparatur pemerintah desa sudah mengisi semua jabatan yang tercantum dalam struktur organisasi namun perlu adanya peningkatan kualitas SDM.

Kajian dari Indeks Kemiskinan Multidimensi dari aspek pendidikan, kesehatan, dan standar kualitas hidup menunjukkan hasil yang cukup memadai untuk hidup layak.

           Potensi desa Balesari dalam menunjang pembangunan desa wisata adalah :

1.      Potensi wana wisata bekerjasama dengan perum perhutani,

2.      Desa Balesari juga bisa memanfaatkan tempat wisata di sekitarnya seperti Curug Lawang Kori dan air terjun di Windusari serta Candi Selogriyo juga pemandangan sunrise di Giyanti serta Gunung Payung Wonoroto. Lokasi yang berdekatan dengan Desa Balesari ini bisa menjadi peluang bagi Desa Balesari agar wisatawan mau singgah ke Desa Balesari,

3.      Kerajinan anyaman bambu, komoditas buah (duren dan salak pondoh) serta olahan panganan dan camilan khas Desa Balesari lainnya seperti cumi-cumi, sale pisang, jamur juga rempeyek kacang.

4.      Memanfaatkan kearifan lokal untuk menarik wisatawan sebagai contoh, kegiatan panen salak di Desa Balesari yang diawali dengan menggunakan upacara adat. Hal ini akan menjadi suatu potensi wisata apabila dilakukan secara komunal atau bersama-sama dan diagendakan secara rutin.

C.     STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Strategi pengembangan desa wisata Balesari berbasis kearifan lokal perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a.                Menghindari adanya konflik kepentingan di antara desa-desa wisata yang berdekatan (misalnya di Curug Lawang Kori dan air terjun Windusari serta Candi Selogriyo).

b.               Pemetaan potensi unggulan desa wisata Balesari secara berkelanjutan serta menjaga kelestarian alam Desa Balesari.

c.                Pemberdayaan masyarakat Desa Balesari sendiri sebagai bagian dari potensi

desa wisata tersebut.

Upaya mewujudkan Desa Balesari menjadi desa wisata membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah maupun pemerintah desa. Berkaitan dengan hal tersebut maka pemerintah diharapkan memberikan fasilitas :

a.              Kebijakan pemerintah dalam mengontrol pengembangan kawasan desa wisata di Desa Balesari

b.             Meningkatkan SDM masyarakat dan aparatur pemerintah desa dengan memberikan pelatihan dalam bidang kepariwisataan.

c.              Bekerjasama dengan invetor untuk membangun tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat wisata tanpa merubah nilai, budaya dan norma masyarakat setempat.

d.             Memfasilitasi media promosi sebagai pengenal kawasan desa wisata.

V.      PENUTUP

Desa Balesari merupakan desa yang berudara sejuk dan memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata. Potensi wisata seperti hasil pertanian dan kerajinan bambu yang didukung oleh komitmen yang tinggi dari pemerintah desa dan masyarakat maka akan dapat diwujudkan desa Balesari sebagai desa wisata. Namun kesiapan SDM masyarakat masih perlu ditingkatkan dan perlunya dibentuk lembaga/organisasi masyarkat pendukung pariwisata seperti kelompok sadar wisata.

VI.    DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno. 1985. Metodologi Research Untuk Paper, Skripsi, Thesis dan

Disertasi, Jilid I Cetakan Ke XVII, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Iryanto. 2006. Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota Melalui Pendekatan

Wilayah dan Kerjasama Antar Daerah, Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Wahana Hijau, Volume 1, Nomor 3, April 2006.

 

Prasiasa, Putu Oka (2012). Destinasi pariwisata, berbasis masyarakat, Jakarta : Salemba Empat

 

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara